돌솥 비빔밥 (Dolsot Bibimbap): Nasi Campur yang Sebenarnya di Korea Selatan

Tulisan subuh dihari ke-10.
*Nasi campur yang kemarin itu kurang tepat ternyata*


Setelah beberapa hari yang lalu saya mendamaikan demonstrasi di perut dengan Chamchi Dobbap di rumah makan bernama Kimbab Jongguk, kali ini saya mendamaikan perut saya yang bernyanyi karena belum diisi makanan berat untuk berbuka puasa dengan pergi ke Kimbab Nara. 

Rumah Makan Kimbab Nara di depan kampus GNU
Sama halnya dengan "Kimbab Chongguk" yang saya kunjungi sebelumnya, rumah makan ini bernama "Kimbab Nara" yang kurang lebih artinya adalah "Negara Kimbab". Makanan utama yang disajikan adalah beraneka macam kimbab dan makanan-makanan korea yang lain. Namun, masih sama dengan sebelumnya, saya tidak akan menulis kimbap, tapi makanan lain yang tidak kalah populer, yaitu 돌솥 비빔밥 (Dolsot Bibimbap). Dolsot artinya adalah mangkok batu/tanah yang digunakan untuk menyajikan, sedangkan bibimbap secara kata berarti adalah nasi-campur. Nah sepertinya di tulisan saya sebelumnya tentang Chamchi Dobbap lebih tepatnya disebut sebagai "nasi yang di atasnya dikasih chamchi yang kemudian makannya dicampur". Sayangnya namanya terlalu panjang, biarlah jadi nasi campur versi pertama untuk saya. 

Di "Kimbab Nara" salah satu yang bisa di "rasakan adalah harganya yang sedikit lebih mahal dibandingkan dengan Kimbab Chongguk. Misalnya dengan menu yang sama dengan kemarin yaitu Chamchi dobbap di Kimbab Chongguk harganya 3500 won, sedangkan di Kimbab Nara harganya 4000 won, selisih 500 won. Sayangnya karena hari ini saya nggak pesan menu yang sama, saya tidak tau persis apa beda harga tersebut. Berikut menu yang saya foto dari Kimbab Nara. 


Daftar menu lengkap di Kimbap Nara

Mari kembali ke Dolsot Bibimbap, salah satu alasan saya memilih menu ini adalah karena tiba-tiba grup whatsapp di HP saya mbak Arillia bilang merindukan Bibimbap di Jakarta (dia lagi mudik di kampung halamannya). Dan sekali lagi seperti artikel saya yang tips memotret bulan, "ting" seperti lampu menyala dalam otak saya dan percakapan antara pikiran dan perut pun terjadi: "Hai perut, mari kita coba makan bibimbap, bukankah sudah cukup lama kamu tidak merasakannya?" dan tiba-tiba lidah menyela: "Hai otak, bukan perut yang merasakan, aku yang merasakan! perut sih tinggal mencerna dan menyerap aja..! enak aja mau ikutan merasa-rasa tanya tuh perut.. dia mah gak bakal mau.. dia cuma ngerti dua rasa: lapar aja atau lapar banget!. Dan Otak pun terdiam, hanya beraksi memerintahkan semua organ tubuh bekerja untuk memesan dolsot bibimbap untuk segera menenangkan sedikit huru-hara ini. Nah loh, kenapa jadi absrud gini sih!.

Setelah menunggu beberapa lama pesan, tara.. akhirnya yang ditunggu muncul juga.
Dolsot Bibimbap masih panas, dengan tiga macam banchan di atas dan sup di sebelah kanan.
Seperti yang Anda lihat dari foto di atas, kira-kira makanan ini isinya nasi, aneka sayuran (yang terlihat: tauge, tauge berbumbu, lobak dipotong panjang-panjang, dan satu lagi saya tidak tau namanya), telur, saos khas bibimbap (mengandung saos cabe dan ingredient lain yang saya tidak tau) ada bonus daging sapi kecil-kecil sekali (Jika kamu ragu akan jenis dagingnya, sebaiknya ditanyakan atau pesan ke pelayannnya "bibimbapnya tanpa tambahan daging apapun ya bu.." pake Bahasa Korea, mereka nggak ngerti bahasa Indonesia).

Karena ini adalah rumah makan ala mahasiswa dengan harga yang relatif murah. Satu porsi dolsot bibimbap di atas bisa diperoleh seharga 4500 won atau setara dengan 41000 rupiah, sangat berbeda apabila berkunjung ke restoran khusus bibimbap yang bejarak sekitar 50 meter dari tempat ini yang harganya sekitar 8500 won yang paling murah (sekitar 77.350 Rupiah dengan kurs 9.1 rupiah per won). Di Restoran khusus aneka bibimbap yang saya sebutkan di atas juga terdapat berbagai macam pilihan untuk toping di bibimbap yang kita inginkan. Restoran ini namanya Bun Bibimbap, sepertinya franchise juga di seluruh Korea. Saya hanya perna sekali makan disana, itupun ditraktir Senior lab. hehe..

Kembali ke Dolsot Bibimbap dari Kimbap Nara. Setelah berada di atas meja saya, maka saya "harus mencampurnya, karena Dolsot yang berarti batu panas atau mangkok panas (CMIIW) juga berfungsi untuk menjaga makanan di dalam tetap hangat dan memasak beberapa isian yang disajikan segar. Jadi ini semacam hot plate jika kita pesan hot plate steak atau makanan lain kalo di restoan-restoran, bedanya ini terbuat dari batu atau tanah liat yang dipanaskan.
Setelah dicampur-campur jadilah seperti ini.
Bibimbap setelah campur
Untuk deskripsi rasa, terus terang kali ini saya tidak bisa menerangkan dengan baik, karena rasanya menurut saya kali ini kurang enak. Masih lebih enak Bibimbap yang saya makan di kota Jeonju. Kota yang terkenal dengan wisata tradisional Korea. Seperti Yogyakartanya Korea Selatan, dimana ada beberapa situs istana yang terkenal.

Kalo dipaksa harus mendeskripsikan: Panas! beneran mangkoknya panas bikin makanannya jadi panas! tidak direkomendasikan jika Anda buru-buru selesai makan. Rasa yang lain, gurih, segar aneka sayurannya, sedikit asam-pedas khan saos bibimbap dan telur ceploknya mirip-mirip sih dengan yang saya makan kemarin.
Yang penting untuk kali ini, rasa bukanlah segalanya, yang penting kenyang..!!! hehehe..

Untuk memberikan gambaran lebih baik tentang bagaimana lezatnya Jeonju Bibimbap, berikut foto Jeonju Bibimbap. Bedanya dengan yang saya makan di kimbab nara adalah penyajiannya Jeonju Bibimbap yang ini tidak pake mangkok panas, karena yang ini bukan Dolsot Bibimbap, Bibimbap aja, gak pake dolsot, apalagi pake bibimbap banget. Selain itu toping di atasnya tampak lebih sehat, karena beraneka variasi sayuran dan kuning telor yang masih mentah, nantinya akan dicampur bersama-sama dengan semua isinya. sehingga menjadi utuh satu kesatuan memberikan rasa yang khas.
Jeonju Bibimbap dari website resmi kota Jeonju
*Entah kapan saya makan Jeonju Bibimbap lagi, nanti, kalo makan lagi saya share ya.. ^^*

Demikian edisi menenangkan demonstrasi di Perut, Sampai jumpa lain waktu.

Jinju, di dalam kamar ditemani pacar baru yang imut, bisa mengeluarkan cahaya, bisa di pencet-pencet mengeluarkan barisan kata.. Absurd lagi.

*Tulisan Subuh ke-10 selesai*

Comments

Popular posts from this blog

Panduan Ukuran Baju di Korea dan Konversi ke Ukuran Internasional (Baju, Sepatu dan Bra)

Mengenal Sosok dalam Uang Kertas Korea Selatan

Cara menggunakan loker penyimpanan barang di stasiun subway Korea Selatan