Angin dibalik daun berjari lima
Hembusan angin sejuk menyapa dedaunan yang telah berubah warna.. Sepekan lalu mereka kemerahan, empat belas terik lalu mereka masih hijau..
Sekitar empat purnama lalu mereka masih lembaran kecil yang baru bangun karena sapaan angin hangat yang menyambutnya...
Detik terus berlalu..
Ada yang berubah bagai lembaran daun..
Ada yang tak bergeming bagaikan kokohnya batuan dingin angkuh menggapai langit..
Ada yang terapung goyah bagai hati rapuh berbentur gelombang frekuensi tinggi yang meretakkan..
Ada yang berubah bagai lembaran daun..
Ada yang tak bergeming bagaikan kokohnya batuan dingin angkuh menggapai langit..
Ada yang terapung goyah bagai hati rapuh berbentur gelombang frekuensi tinggi yang meretakkan..
Perlahan tapi pasti..
Musim akan berganti..
Ada yang membiarkan berlalu begitu saja
Ada pula yang menikmati setiap perubahannya..
Musim akan berganti..
Ada yang membiarkan berlalu begitu saja
Ada pula yang menikmati setiap perubahannya..
Sejuk angin musim gugur ini..
Menemani kesendirian diantara dedaunan kemerahan..
Menemani kekosongan diantara pasangan yang bercengkerama ceria dibawah mapple..
Menemani setiap helai daun Ginko kuning yang melengkapi setiap jengkal langkah kaki..
Menemani kesendirian diantara dedaunan kemerahan..
Menemani kekosongan diantara pasangan yang bercengkerama ceria dibawah mapple..
Menemani setiap helai daun Ginko kuning yang melengkapi setiap jengkal langkah kaki..
Dan menemani hati-hati kosong menatap hari tanpa mimpi..
Jinju, di bawah guguran daun berjari 5 dan hangatnya hari.
Comments
Post a Comment