Bahagia itu Absurd

Catatan subuh ke-12. Sebuah refleksi diri tentang kata Bahagia.

Inspirasi itu bisa datang dari mana saja, tulisan saya kali ini sedikit berkaitan dengan tren yang akhir-akhir ini sedang in yaitu sedikit banyak tulisan ini terinspirasi dari reuni kawan-kawan lama. Mulai dari obrolan santai mengocok perut sampai obrolan yang membuat menyerngitkan dahi menajamkan indera dan mengkatalis rasa.

Salah seorang sahabat saya berkata, "Dek, hidup bahagia itu absurd. Nggak ada yang jelas, Nggak pernah sesederhana yang orang lain kira, pasti ada sisi sedih setiap orang; namun, orang biasanya hanya melihat dari sisi yang sederhana saja. Kamu lihat temen-temen kita, masing-masing punya cara sendiri-sendiri untuk meraih kebahagiaannya" (Kurang lebih demikian isinya).

Kalimat dari sahabat saya ini bisa dijabarkan sangat panjang.. bahkan dengan diskusi yang tidak cukup semalam. Dan berkaitan dengan kata-kata itu, saya ingin sedikit menulis untuk bahan refleksi saya sendiri. Mungkin dengan bonus mengisi waktu luang Anda yang sempat membaca ini.

Dengan bahasa santai, saya ingin bertanya pada saya sendiri dan Anda.

  • Kamu bahagia apa nggak dengan kehidupanmu sekarang?
  • Kamu ngelihat orang lain itu tampak lebih bahagia dibandingkan yang kamu rasakan sekarang atau nggak?
  • Pernah nggak tercetus.. "wah.. keren ya.. enak ya.. si A bisa ini.. bisa itu.. punya ini.. punya itu.. "? meskipun mungkin hanya sekedar kata, bukan yang sebuah niatan untuk kufur nikmat, sebagian besar manusia pasti pernah ngomong seperti ini.


uhm.. well..
Dalam pikiran saya yang belum matang ini, hal paling simple yang terpikirkan seketika adalah kata-kata jawa yang sangat mudah diingat yang penuh filosofis.
"Urip iku sawang sinawang le, gak mesti sing mbok delok iku bener lan pener."
yang kurang lebih artinya: Hidup itu tampaknya melihat orang lain itu seperti melihat yang lebih, padahal belum tentu apa yang lihat (pandangan kita) itu benar dan tepat. Lebih disini bisa diartikan banyak hal, lebih bahagia, lebih kaya, lebih punya banyak waktu, lebih mapan, lebih makmur dan lebih-lebih lain yang cenderung seperti "Rumput tetangga tampak lebih hijau dari rumput sendiri. Namun, hampir pasti apa yang tampak, tidak selamanya benar.

Jadi, apa yang kita lihat itu tidak selamanya benar-benar demikian, pastilah ada sesuatu dibalik itu semua, pastilah ada hal "tidak bahagia" dibalik setiap kebahagiaan seseorang. Tidak ada kebahagiaan yang sempurna di muka bumi ini. Karena seringkali kita sendirilah yang bisa menentukan level kesempurnaan itu, yang kadang level itu bagai mengisi air ke dalam kerangnjang anyaman bambu, tidak pernah penuh!.


Sisi lain dari bahagia.

Orang tua, pasti menginginkan putra-putrinya yang terbaik. Harapan yang umum adalah ingin anaknya pinter di sekolah, ranking atau juara kelas, masuk sekolah terbaik. Suatu ketika saat putra-putrinya beranjak dewasa dan mulai memikirkan sendiri tentang pilihan hidupnya, gesekan tak jarang terjadi. Bahkan ada yang memberontak, untuk apa? bagi banyak diantara mereka adalah untuk memperjuangkan kebahagiaan menurut versi mereka. Untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan, meski mungkin akan sangat berbentrokan dengan apa arti bahagaia lain bagi orang tuanya.

Salah satu contoh dari sobat saya ini bilang, "dulu dek pastilah orang tua pengen kita jadi pinter, pengen kita kuliah di tempat yang tampaknya punya prospek besar, pengen kita bekerja di perusahaan besar yang terjamin.. dan sekarang setelah kita mencapai itu semua, pengen kita untuk segera menikah melengkapi kebahagiaan itu."
Nah sekarang pertanyaannya apakah benar itu akan menjadi bahagia kita? bukan bahagia orang lain?
Kesannya itu hidup kita yang sekarang tidak bahagia, masih selalu ada yang kurang, masih aja ada yang harus segera-segera dan segera dilengkapi. Meskipun sebenarnya dari kita sendiri bisa bilang "I am totally fine with what I have now, I am happy!"

"Baik memang membahagiakan orang lain dan ingin orang lain bahagia, tetapi lebih baik apabila tidak memaksakan kebahagiaan kita kepada orang lain."
-Anonim-

Catatan ini mungkin belum selesai, namun apa daya, saya sudah tidak bisa mencatat lebih untuk saat ini, jadi mungkin sebaiknya langsung ke penutup saja. 

Untuk pengingat saya sendiri, pada prinsipnya, menjalani dengan sebaik-baiknya dan menikmati atas apa yang telah kita pilih, itu adalah salah satu bentuk kebahagiaan yang mahal. Tidak bisa ditukar dengan apapun. Apabila kemudian dibumbui dengan taburan syukur yang tak terhingga, maka hidup itu menjadi cukup. Hidup itupun akan menjadi sederhana. Ingatkah kita, pada orang-orang yang hidup untuk hari ini? Bagi mereka bahagia itu sederhana, yaitu ketika cukup makanan untuk hari ini, cukup sehat untuk mencari nafkah untuk beberapa bungkus nasi. Masih banyak orang diluar sana, tidak melihat orang lain itu lebih, tidak menginginkan seperti orang lain apalagi sampai iri atau dengki. Hidup bagi mereka adalah syukur tak terhingga setiap detik yang ada. Meskipun mereka harus tutup mata dan telinga dari orang-orang yang menganggap mereka tidak bahagia.

_______________________
Meskipun mungkin tulisan ini berkaitan dengan apa yang pernah saya tulis sebelumnya tentang mari bersyukur, saya ingin lebih spesial kali ini dengan paragraf persembahan:

Coretan ku persembahkan untuk mereka-mereka yang bahagia dengan apa yang dimiliki dan mereka pilih saat ini, namun orang mungkin orang lain di sekitar menganggapnya tidak bahagia. Serta untuk mereka-mereka yang dianggap sangat bahagia dengan kehidupannya, seakan tidak pernah sedih, namun sebenarnya menyimpan banyak kesedihan yang ia tutup rapat-rapat. Kalian tidak sendiri kawan, mari kita tersenyum dan bersyukur bersama-sama. Karena dengan senyum dan syukur, kita akan berbagi energi positif, dan perasaan yang lebih baik hadir. Semoga.

love will find their way...
happiness will follow their path..
but we have to remember.. 
the path never suddenly appear in front of us.. never suddenly shows the way like bright sunshine.. 
because every paths are crafted by our hands, our sweat, our tears... 
and most are hidden, miraculous hands will help ours if we strong enough to hold it...

Coretan ini tak kalah absurd dengan judul dan isinya. paling tidak, saya menuliskan apa yang ada di benak saya.
Jinju, dibalik cahaya pagi yang menampakkan diri di ufuk timur.

Comments

Popular posts from this blog

Panduan Ukuran Baju di Korea dan Konversi ke Ukuran Internasional (Baju, Sepatu dan Bra)

Mengenal Sosok dalam Uang Kertas Korea Selatan

Cara menggunakan loker penyimpanan barang di stasiun subway Korea Selatan