Suasana Idul Fitri di Jinju, Korea Selatan


Suasana Sholat Ied
Kemarin, 8 Agustus 2013 bertepatan dengan hari raya Idul Fitri 1434H adalah lebaran ketiga saya di Korea Selatan. Beberapa teman dan keluarga ada yang menanyakan: "bagaimana suasana lebaran di negeri orang?"; "kangen Indonesia dan keluargakah?"; "apakah ada opor ayam?"; "apakah ada ketupat?", "menikmati liburankah?" dan masih ada berbagai macam pertanyaan lain. Dalam tulisan ini saya coba menjawab beberapa pertanyaan yang sering muncul sekaligus bercerita bagaimana suasana lebaran disini.

Sebenarnya, lebaran di Korea Selatan, bukan lebaran pertama saya tidak berada di Indonesia sehingga sudah cukup terlatih untuk lebaran "away from home" jauh dari rumah. Persiapan lebaran tahun ini kurang lebih sama dengan tahun sebelumnya, perencanaan acara dilakukan oleh beberapa perwakilan mahasiswa muslim di kampus GNU yang berdiskusi bersama. Sebenarnya pengumuman sudah dilakukan selepas sholat Jumat 2 Agustus 2013, kemudian diskusi dilakukan perwakilan masing-masing negara. Tahun ini, mirip dengan sebelumnya, saya dan teman-teman Indonesia yang lain kebagian menyiapkan tikar dan tempat. Disepakati pula sholat akan dilaksanakan jam 9 pagi Waktu Korea Selatan. Mungkin tidak seperti di Indonesia yang biasanya dilaksanakan jam 6 atau 7 pagi, pemilihan waktu ini dipertimbangkan karena beberapa orang yang mungkin butuh waktu untuk mencapai lokasi. Lokasinya-pun sama seperti tahun lalu, di tempat konser terbuka universitas kami, lokasi yang strategis dan ada naungan sehingga tidak terlalu panas karena matahari yang menyengat terhalang naungan.

Tanggal 8 Agustus pagi, ketika matahari sudah bersinar cukup terik saya sempatkan diri untuk menyetrika pakaian (yang sepanjang saya di Korea belum pernah satu kalipun saya setrika :p). Jam 8:40 saya sudah berada di lokasi dengan membawa tikar dan beberapa matras yang sudah saya ambil dari ruangan Global Cafe (Ruangan milik perhimpunan Mahasiswa Internasional di GNU) semalam. Tidak seperti yang saya duga di tulisan saya sebelumnya, ternyata teman-teman tenaga kerja yang hadir melebihi ekspektasi saya. Lebih dari 20 orang yang alhamdulillah bisa hadir pada sholat ied kali ini. Kebanyakan dari mereka bisa hadir karena sebelumnya mereka memperoleh jadwal shift malam, sehingga jam istirahat mereka pun dikorbankan untuk bisa hadir di acara Sholat Ied ini. Selain itu, komunikasi yang terjalin lebih baik dibandingkan sholat Ied tahun 2011, bisa lebih menyebar luaskan informasi yang ada sehingga partisipan lebih banyak. Alhamdulillah, Barokalloh, semoga silaturrahim antar muslim dan warga negara Indonesia di Jinju semakin baik.

Sebagian teman-teman yang sudah hadir di pagi hari, sementara karpet biru baru dipasang.
Setelah tikar dan matras yang saya bawa dipasang semua, kemudian karpet biru beberapa lembar yang panjang sumbangan dari beberapa orang pada ramadhan tahun lalu akhirnya datang, dibawa oleh teman mahasiswa Pakistan. Gema Takbir pun dikumandangkan oleh teman-teman dari Indonesia. Entah kenapa, dari Pakistan dan Bangladesh tidak ikut mengumandangkan takbir, mungkin mereka memiliki tradisi atau pemahaman yang berbeda tentang mengumandangkan takbir sebelum sholat Ied.
Semua telah hadir dan bersiap sholat
Seperti yang saya duga sebelumnya tentang jadwal mulai sholat, sayangnya kali ini tidak bisa dimulai tepat jam 9 waktu Korea Selatan seperti kesepakatan kemarin, Imam sempat terlambat sekitar 10-15 menit karena ada kendala di penyiapan teks khutbah. Namun Alhamdulillah diluar itu semua, semua berjalan dengan lancar.

Tepat jam 9:15 diawali beberapa kata dari Imam, akhirnya sholat Idul Fitri pun dimulai. Dengan total sekitar 83 orang muslim dari beberapa negara hadir untuk mengagungkan nama Alloh di sebuah Kota kecil bernama Jinju di Korea Selatan. Hal yang cukup menarik adalah, tahun lalu, ada dua muslimah yang hadir, yaitu mahasiswa GNU sendiri. Tahun ini juga hadir dua muslimah yang kali ini adalah teman WNI di Jinju.

Usai sholat, dua khutbah disampaikan oleh imam dan kemudian acara dilanjutkan dengan ramah-tamah. Semua saling mengucapkan selamat hari raya Idul fitri, "Ied mubarak" kata teman-teman mahasiswa dari negara lain, sugeng riyadin kata yang berasal dari Jawa, met lebaran kata yang dari  Jakarta, Selamat hari raya kata yang berbahasa Indonesia, minal aidin wal faidzin, pangapunten engkang kathah, sepurone sing akeh, dan berbagai ucapan yang membuat suasana lebih berwarna.
Khutbah sholat Ied oleh Imam
Khutbah Sholat Ied oleh Imam
Setelah ramah-tamah dan saling memberi selamat, acara dilanjutkan dengan makan makanan kecil bersama yang sudah disiapkan oleh teman dari pakistan. Entah saya lupa namanya, tampaknya salad buah dengan menggunakan yoghurt dan dicampur dengan rempah. Kombinasi buah dan yoghurt cukup menyegarkan, namun bagi mereka yang belum biasa makan makanan pakistan mungkin terasa aneh karena ada rasa rempah dalam salad buah. Jadi.. beberapa teman dari Indonesia ada yang setelah sendokan pertama, tidak berselera untuk melanjutkan hehe.. selain itu sebagian sudah makan pagi, sehingga terlalu kenyang untuk menambah isi perut pagi itu.
Ramah-tamah usai sholat Ied
Ramah-tamah usai sholat Ied
Ramah-tamah dan menikmati sajian usai sholat Ied
Setelah selesai, sesi foto-foto adalah salah satu hal wajib bagi kami yang sangat jarang memiiki dan berkesempatan adanya event semacam ini. Berbincang-bincang, dan kemudian kami juga mengagendakan untuk berjumpa kembali di acara main voli bersama yang sebelumnya rutin diadakan di kampus setiap hari minggu pagi namun sempat vakum saat Ramadhan. Acara voli bersama ini diikuti oleh teman-teman mahasiswa GNU dan teman-teman pekerja yang bahkan datang dari luar Jinju. Di lain kesempatan saya akan coba tulis mengenai acara rutin main voli kami. Semoga nanti bisa dibuat semacam grup hobi sehingga lebih terasa kekeluargaannya.
Beberapa warga negara Indonesia yang hadir
Selepas acara sholat Ied tadi, akhirnya semua kembali ke aktifitasnya masing-masing. Karena hari raya ini tidak jatuh pada hari libur seperti hari raya yang lalu, sebagian besar harus kembali bekerja, belajar, dan melanjutkan aktifitas yang lain seperti hari biasa. Saya kembali ke lab, namun menyempatkan diri untuk video calling menggunakan google hangout dengan keluarga dirumah, meskipun koneksi sedikit kurang lancar yang di Indonesia, alhamdulillah meskipun jauh saya masih bisa bertatap muka langsung dengan keluarga. Selepas itu, saya melanjutkan kegiatan di Laboratorium seperti biasa dan sore harinya, ada pekerjaan di Sawah yang harus di bereskan. Padahal cuaca hari itu sangat panas, prakiraan cuaca menunjukkan suhu 36 derajat celcius dan Real Feel 47 derajat celcius, artinya yang kita rasakan seperti di suhu 47 derajat celcius karena faktor kelembapan, angin dan tekanan udara di sekitar. Karena kesibukan tersebut jadilah saya tidak sempat menelpon keluarga atau kerabat atau teman-teman lain di hari raya, maaf ya teman-teman. Makanya saya sengaja mengambil foto di sawah untuk membuat kartu ucapan, meskipun ternyata setelah di posting, baru sadar ada kesalahan ketik dalam bahasa Inggrisnya. Salah ketik ini karena terburu-buru dan menahan panas yang membuat cukup berkeringat #tepokjidat.
Suhu udara di hari raya di Jinju, terasa panas
Banyak yang bertanya tentang makanan hari raya, dengan berbesar hati saya harus menjawab, memang tidak ada opor ayam, tidak ada ketupat, tidak ada kue lebaran. Terutama karena tidak jatuh pada hari libur, sehingga mungkin tidak sempat untuk mempersiapkan beberapa makanan spesial. Mungkin akhir minggu nanti, kami bisa menikmati opor ayam, tapi tidak ketupat, karena tidak ada pohon kelapa yang bisa kami ambil kelapa mudanya janurnya.

Berhari raya bersama, jauh dari keluarga dan tanpa semua pernak-pernik hari raya yang biasanya ditemui di kampung halaman, semoga tidak menghilangkan makna utama dari hari raya yaitu berdoa semoga amalan ibadah kita diterima, berdoa semoga berjumpa dengan ramadhan berikutnya, menjalin silaturrahim serta tradisi kita untuk saling memaafkan.

Berikut foto-foto lainnya (Klik foto untuk memperbesar):
Menunggu makanan disajikan sambil foto-foto dan berbincang

Teman dari Pakistan menyiakan hidangan
Putra dari teman Pakistan yang lucu bersama warga Jinju.

Menikmati sajian yang disediakan

Foto bersama mahasiswa Pakistan di GNU
Putra teman Pakistan yang juga menggemaskan
 bersama Warga Negara Indonesia di Jinju (saya menunggu foto yang lebih bagus dari kamera teman)

Katanya sih yang ini nggak kalah menggemaskan. #mana kantong kresek.. #hooeekkk haha

Lebaran anjangsana kemana? tanya teman saya, saya jawab: "Lebaran di Sawah ^^"
Hasil edit foto sebelumnya
Demikian, tulisan saya tentang suasana lebaran disini, semoga bermanfaat.

Jinju, 9 Agustus 2013,
Salam kepanasan hangat dari Jinju, Korea Selatan.
Selamat Hari Raya Idul Fitri, seperti posting saya pagi 1 Syawal kemarin, saya mohon maaf atas semua salah dan khilaf. 

Comments

Popular posts from this blog

Panduan Ukuran Baju di Korea dan Konversi ke Ukuran Internasional (Baju, Sepatu dan Bra)

Mengenal Sosok dalam Uang Kertas Korea Selatan

Cara menggunakan loker penyimpanan barang di stasiun subway Korea Selatan